Rabu, 11 April 2012

Bimbingan Pekerjaan





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Rumusan Masalah
Sekolah adalah tempat yang ideal dan sangat penting untuk perkembangan yang sehat secara psikologis. Sekolah melatih anak berinteraksi dengan lingkungan sosial, menambah pengetahuan dan skill serta sebagai sarana pendewasaan.
Dilihat dari lamanya jenjang pendidikan di sekolah, waktu yang yang dihabiskan cukup panjang. Mulai dari TK hingga SMA, sekitar 12 tahun. Bahkan sebagian besar waktu keseharian anak lebih banyak terfokus pada sekolah. Karena pentingnya sekolah ini, sehingga sudah selayaknya sekolah memberikan yang terbaik bagi perkembangan peserta didik yang bersangkutan, termasuk pemilihan karir mereka kedepan, apalagi jika seorang peserta didik akan menginjak masa dewasa atau sekitar sekolah menengah atas.
Di sekolah-sekolah saat ini, pada umumnya sudah tersedia layanan bimbingan dan konseling, yang biasanya diasuh oleh guru dengan profesionalisme khusus. Hanya saja, profesionalis seorang konselor di sekolah belum merata disetiap sekolah, sehingga hasilnya pun belum memuaskan. Khususnya pada sekolah menengah atas, seharusnya sudah memiliki layanan bimbingan dan konseling karir, yang akan membantu siswa memilih karirnya kedepan. Tentunya hal ini harus bekerja sama dengan berbagai pihak, baik dari pihak konselor, sekolah, orang tua, ataupun psikolog. Pengenalan dunia kerja pada masa sekolah menengah ini, akan menuntun peserta didik memilih karir sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya.
Dengan adanya bimbingan karir atau pekerjaan peserta didik diharapkan dapat memahami dirinya, memahami dunia kerjanya dan mengadakan penyesuaian dirinya dengan lingkungan kerjanya, serta melalui penyusunan rencana dan pengambilan keputusan secara tepat dan logis. Dan diharapkan dengan adanya bimbingan karir atau pekerjaan di sekolah menjadikan suatu sarana peserta didik agar tepat sasaran dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, dan bakatnya.
B.     Rumusan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka dalam makalah ini akan membahas secara lebih mendalam tentang:
1.      Apa itu bimbingan karir?
2.      Apa tujuan dari bimbingan karir?
3.      Bagaimana teori-teori dalam pemilihan karir?
4.      Bagaimana proses penyelenggaraan bimbingan karir?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bimbingan Karir
1.      Pengertian Bimbingan
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang pengertian bimbingan karir alangkah baiknya kita terlebih dahulu memahami tentang pengertian dari bimbingan. Pembahasan masalah tidak terlepas dari sudut tinjauan orang yang mengupasnya, hal ini akan menimbulkan perbedaan pendapat dari masing-masing ahli. Namun dari pengertian masing-masing ahli terdapat satu kesamaan yaitu bahwa bimbingan merupakan pemberian pertolongan atau bantuan, dan bantuan atau pertolongan itu merupakan hal yang pokok dari suatu bimbingan. Pertolongan disini merupakan pemberian arah dengan diutamakan kepada keadaan yang dibimbingnya. Bimbingan merupakan suatu proses teknis yang teratur, bertujuan untuk menolong individu dalam memilih penyelasaian yang cocok terhadap kesukaran yang dihadapinya.[1]
Bimbingan dapat diberikan kepada seorang individu atau sekumpulan individu. Ini berarti bimbingan dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang umur. Dengan demikian maka bidang gerak dari bimbingan tidak hanya pada anak-anak ataupun remaja namun juga dapat mencakup orang dewasa.
2.      Pengertian Bimbingan Karir
Setelah mengetahui tentang arti dari bimbingan selanjutnya akan dibahas tentang pengertian dari karir. Karir adalah merupakan pekerjaan, atau profesi (Hornby, 1957).[2]
Bimbingan pekerjaan merupakan suatu proses pembantuan terhadap individu untuk menumbuhkan dan menerima gambaran tentang dirinya secara keseluruhan dan cocok baginya dalam lapangan pekerjaan, disamping menolongnya untuk mengalami gambaran tersebut dalam alam nyata dan mengubahnya kepada fakta nyata sedemikian rupa sehingga menjamin baginya kebahagiaan dan manfaat bagi masyarakat. Bimbingan karir pada hakekatnya merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi dalam membantu individu untuk mencapai kompetisi yang diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah karir.
Dr. H. Moh. Surya, (1981&1983), menyebutkan bahwa penyuluhan karir merupakan teknik bimbingan karir melalui pendekatan individual dalam serangkaian wawancara penyuluhan (counseling interview). Penyuluhan ini merupakan pengkhususan kegiatan penyuluhan dalam masalah khusus yaitu masalah karir.[3] Bimbingan karir dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu pendekatan yang berpusat pada masalah (problem oriented) dan pendekatan yang berpusat pada pengembangan (developmental oriented).[4] Sedangkan menurut Manrihu, (1988:18), bimbingan karir adalah proses pemberian bantuan kepada siswa dalam memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan mengenal kesempatan kerja, mampu mengambil keputusan sehingga yang bersankutan dapat mengelola pengembangan karirnya.[5]
Bimbingan pekerjaan telah masuk sekolah yaitu pada sekolah tingkat menengah pertama dan atas. Kurikulum 1984 merumuskan bimbingan karir sebagai proses bantuan kepada individu agar memproleh pemahaman diri dan dunia kerja agar ia mampu mengarahkan diri ke suatu bidang kehidupan yang sesuai dan selaras dengan dirinya dan masyarakat.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu proses usaha membantu siswa untuk mengenal potensi dirinya seperti: bakat, minat, kelebihan dan kekurangannya serta mampu memperkenalkan seluk beluk dunia kerja dan berbagai jenis pekerjaan yang diminatinya sesuai dengan cita-cita para siswa, sehingga para siswa dapat menemukan pekerjaan yang tepat.
B.     Tujuan Bimbingan Karir
Tujuan dari bimbingan karir ada berbagai macam, menurut Sukardi, (1984 : 31), tujuan  Bimbingan Karir di sekolah sebagai berikut: “Membantu siswa dalam memahami diri dan lingkungannya dalam mengambil keputusan, merencanakan dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karir dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya”.[6]
Secara rinci tujuan dari bimbingan karir ialah membantu siswa agar:
1.      Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengenai kemampuan, bakat, sikap, cita-citanya
2.      Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan yang ada dalam masyarakat
3.      Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya; mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu; mengetahui hubungan usaha dirinya yang sekarang sengan masa depannya.
4.      Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut
5.      Para siswa dapat merencanakan masa depannya serta menemukan karir dan kehidupannya yang serasi, yang sesuai. (Depdikbud, petunjuk pelaksanaan bimbingan karir, 1985).
Dapat disimpulkan bahwa, tujuan bimbingan konseling karir di sekolah untuk mengarahkan dan memberikan referensi bagi siswa tentang dunia kerja, mensinkronisasikan dengan kemampuan yang dimilikinya, serta dapat menyesuaikan dengan minat dan bakatnya, selain itu untuk mengetahui dengan baik pekerjaan apa saja yang ada, persyaratan apa yang dituntut untuk pekerjaan itu.
C.    Penyelenggaraan bimbingan karir
Cara pelaksanaan Bimbingan Karir di Sekolah terdiri dari dua macam tehnik pendekatan, yaitu pendekatan individual dan pendekatan kelompok.[7]
1.      Pendekatan Individual
Pendekatan Individual yaitu dengan cara melalui penyuluhan karier. Bantuan dengan penyuluhan karier melalui dua cara yaitu:
a.       Konseling tentang pemecahan kesulitan dengan tujuan mengatasi masalah yang dihadapi siswa.
b.      Bantuan perorangan agar masing-masing siswa dapat memahami dirinya, memahami dunia kerja dan mengadakan penyesuaian antara dirinya dengan dunia kerja.
2.      Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok dalam Bimbingan Karir akan memungkinkan masalah yang bersangkut paut dengan karir dapat ditangani untuk semua siswa di Sekolah. Supaya memiliki keterampilan dalam proses pengambilan keputusan mengenai apa yang dicita-citakan pekerjaan, jabatan atau karir yang utama dimasa depan. Untuk mencapai tujuan itu para siswa perlu memahami dirinya sendiri dan lingkungannya serta dapat mengambil keputusan yang bemakna bagi dirinya.
Berdasarkan kelompok dalam Bimbingan Karir di Sekolah nampaknya menjadi suatu pendekatan bimbingan yang esensial karena dapat memberikan bantuan layanan kepada semua siswa di Sekolah. Maka dari itu pendekatan kelompok dalam Bimbingan Karir dapat meningkatkan konselor propesional secara maksimal.
Adapun cara yang dilakukan dalam cara pelaksanaan bimbingan karir di sekolah dengan menggunakan pendekatan kelompok yaitu dengan cara:[8]
a.       Disusun dalam suatu paket tertentu, yaitu paket bimbingan karir. Setiap paket merupakan modul utuh yang terdiri dari berbagai macam topik bimbingan. Berkaitan dengan hal ini, pihak yang berwenang, yaitu Depdikbud telah mengeluarkan paket yang dikenal dengan paket bimbingan karir yang terdiri dari lima paket, yaitu:
1)      Paket I mengenai pemahaman diri, yang terdiri dari; a) pengantar pemahaman diri, b) bakat, potensi, dan kemampuan, c) cita-cita atau gaya hidup, d) sikap.  Dalam pelaksanaannya siswa dituntut Untuk dapat mencapai hal tersebut, sehingga dapat mengetahui serta memahami keadaan dirinya.
2)      Paket II mengenai nilai-nilai; mencakup a) nilai kehidupan, b) saling mengenal dengan nilai orang lain, c) pertentangan nilai-nilai dalam diri, d) pertentangan nilai-nilai sendiri dengan orang lain, e) nilai-nilai yang bertentangan dengan kelompok atau masyarakat, dan f) bertindak atas nilai-nilai sendiri.
3)      Paket III mengenai pemahaman lingkungan; yang mencakup berbagai aspek mengenai  a) informasi pendidikan, b)kekayaan daerah dan pengembangannya, dan c) informasi jabatan.
4)      Paket IV mengenai  hambatan dan dara mengatasi hambatan yang terdiri dari a) faktor pribadi, b) faktor lingkungan, c) manusia dan hambatan, dan c) cara-cara mengatasi hambatan.
5)      Paket V mengenai perencanaan masa depan, mencakup hal-hal yang berkaitan dengan a) menyusun informasi diri, b) mengelola informasi diri, c) mempertimbangkan alternatif, d) keputusan dan rencana, dan e) merencanakan masa depan.
b.      Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan secara intruksional. Dengan demikian bimbingan karir tidak dilaksanakan secara khusus, tetapi dipadukan dengan kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan hal ini setiap guru dapat memberikan bimbingan karir pada saat-saat memberikan pelajaran yang berhubungan dengan suatu karir tertentu.
c.       Bimbingan karir dilaksanakan dalam bentuk pengajaran unit. Jika ini yang ditempuh maka kegiatan bimbingan karir direncanakan dan di programkan oleh sekolah.
d.      Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang disebut hari karir atau career day. Pada hari tersebut semua bimbingan karir dilaksanakan berdasarkan program bimbingan karir yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk tiap tahun.
e.       Karyawisata karir yang diprogramkan oleh sekolah. Obyek karyawisata karir ini seharusnya harus berkaitan dengan pengembangan karir siswa. Dengan karyawisata karir ini siswa akan dapat mengetahui dengan tepat apa yang ada dalam kenyataannya. Karena karyawisata ini dikaitkan dengan pengembangan karir. Maka pemilihan objek harus dipikirkan secara matang.

D.    Teori-teori Pemilihan Karir
Bimbingan karir bukanlah hanya tertumpu pada perencanaan dan pengambilan keputusan atas dasar pemecahan yang logis dan rasional, tetapi berkaitan dengan perkembangan yang mengarah pada aktualisasi diri. Hal ini berarti bahwa bimbingan karir haruslah memperhatikan pemilihan karir dan perkembangan karir ditinjau dari aspek psikologis tertentu. Untuk itu proses bimbingan karir beranjak dari konsep teori-teori pemilihan karir yang dikemukakan oleh para ahli.
Dalam teorinya David Tiedeman mengemukakan bahwa keputusan untuk memilih suatu pekerjaan tertentu adalah merupakan rentetan akibat dari keputusan-keputusan yang diambil individu pada tahap-tahap kehidupannya terdahulu. Pengambilan keputusan sangat erat kaitannya dengan periode antisipasi dan periode implementasi.[9]
1)      Periode antisipasi
·         Tahap eksplorasi
Dalam tahap eksplorasi sejumlah perbedaan alternatif atau kemungkinan tujuan dipertimbangkan. Berbagai kemungkinan yang akan dicapai digabung-gabungkan dan dipertimbangkan untuk menetapkan atau memutuskan suatu pilihan. Pada tahap ini individu mencoba untuk mengadakan penilaian diri berkaitan dengan berbagai alternatif yang diperkirakan bisa dicapai untuk mencapai tujuan.
·         Tahap kristalisasi
Dengan terjadinya penilaian diri dari berbagai kemungkinan, maka terjadilah suatu pola dalam bentuk alternatif dan segala konsekuensinya, disebut dengan kristalisasi. Pada tahap ini segala alternatif kemungkinan pekerjaan yang dicapai sudah cukup jelas.
·         Tahap pemilihan
Tahap pemilihan akan berlangsung dengan stabilnya kristalisasi. Masalah-masalah individu yang berorientasi pada tujuan yang relevan, yaitu individu mulai mengorganisasi dalam melengkapi dan menyesuaikan terhadap berbagai pilihan untuk masa datang.
·         Tahap spesifikasi atau klarifikasi
Dalam tahap ini individu meneliti kesempatan yang lebih luas dan mendalam, sehingga ia mengemukakan sesuatu (dalam khayalan) yang lebih baik dan sempurna untuk masa mendatang sehingga menghasilkan kemampuan bertindak yang nyata dan terarah.
2)      Periode implementasi dan penyesuaian
·         Tahap induksi
Tahap ini dimulai dari pengalaman dan kesimpulan yang teliti. Individu mengorganisasi lapangan kerja yang bersumber dari tujuan-tujuan tertentu kedalam interaksi dengan masyarakat.
·         Tahap transisi
Pada tahap ini, orientasi yang diutamakan disesuaikan dengan penetapan tujuan yang diambilnya. Dalam tahap ini adanya kemungkinan bahwa individu akan menyimpang arah.
·         Tahap memelihara atau mempertahankan
Dalam tahap ini, individu memelihara atau mempertahankan keputusan yang telah diambilnya. Prospek terhadap usahanya telah menuju kepada status dimasa mendatang dan untuk seterusnya akan menjadi pembinaan karir.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Bimbingan merupakan suatu proses teknis yang teratur, bertujuan untuk menolong individu dalam memilih penyelasaian yang cocok terhadap kesukaran yang dihadapinya.
Bimbingan pekerjaan merupakan suatu proses pembantuan terhadap individu untuk menumbuhkan dan menerima gambaran tentang dirinya secara keseluruhan dan cocok baginya dalam lapangan pekerjaan, disamping menolongnya untuk mengalami gambaran tersebut dalam alam nyata dan mengubahnya kepada fakta nyata sedemikian rupa sehingga menjamin baginya kebahagiaan dan manfaat bagi masyarakat.
Tujuan bimbingan konseling karir di sekolah yaitu untuk mengarahkan dan memberikan referensi bagi siswa tentang dunia kerja, mensinkronisasikan dengan kemampuan yang dimilikinya, serta dapat menyesuaikan dengan minat dan bakatnya, selain itu untuk mengetahui dengan baik pekerjaan apa saja yang ada, persyaratan apa yang dituntut untuk pekerjaan itu.
Cara pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah dapat ditempuh melalui dua pendekatan yakni: Pendekatan Individual yaitu dengan penyuluhan karier dan pendekatan kelompok dengan kegiatan: paket belajar, pemaduan dengan mata pelajaran, pengajaran unit, hari karir dan karya wisata karier.
Bimbingan karir beranjak dari konsep teori-teori pemilihan karir yang dikemukakan oleh para ahli. Dalam teorinya David Tiedeman mengemukakan bahwa keputusan untuk memilih suatu pekerjaan tertentu adalah merupakan rentetan akibat dari keputusan-keputusan yang diambil individu pada tahap-tahap kehidupannya terdahulu. Pengambilan keputusan sangat erat kaitannya dengan periode antisipasi dan periode implementasi.



DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Yusup. Dkk, 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Gramedia Pustaka
Hana, Attia Mahmud. 1978. Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan. Jakarta: Bulan Bintang
Sudrajat, Akhmad. Konsep Bimbingan Karier. http://history55education.wordpress.com, di akses pada 25/03/2012, pukul 15:24
Sukardi, Dewa ketut. 1994. Tes Dalam Konseling Karir. Surabaya: Usaha Nasional
Walgito, Bimo. 2005. Bimbingan Dan Konseling (studi & karir).Yogyakarta: C.V. Andi Offset
http://www.sarjanaku.com/2011/04/bimbingan-karier.html, diakses pada 25/03/2012, pukul 15:30
http://www.psychologymania.com/2012/03/tujuan-bimbingan-dan-konseling-karir-di.html, diakses pada 25/03/2012, pukul 15:35


[1] Attia Mahmud Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan I, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hal
[2] Bimo walgito, Bimbingan dan Konseling (studi dan karir), (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hal 194
[3] Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made sumiati, tes dalam konseling karir. (Surabaya : USAHA NASIONAL, 1994), Hal 7
[4] Yusup Gunawan, dkk, Pengantar Bimbingan Konseling, buku panduan mahasiswa, (Jakarta: PT Gramedia, 1992), hal 48
[5] http://www.sarjanaku.com/2011/04/bimbingan-karier.html, diakses pada 25/03/2012, pukul 15:30

[6] http://www.sarjanaku.com/2011/04/bimbingan-karier.html, diakses pada 25/03/2012, pukul 15:30
[7] http://www.sarjanaku.com/2011/04/bimbingan-karier.html, diakses pada 25/03/2012, pukul 15:30
[8] Bimo walgito, Bimbingan dan Konseling (studi dan karir), (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hal 198
[9] Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati, Tes dalam Konseling Karir. (Surabaya: USAHA NASIONAL, 1994), hal 52

Tidak ada komentar:

Posting Komentar