Rabu, 11 April 2012

Perkembangan Rasa Agama pada Remaja dan Implikasi dalam PAI






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Rasa agama merupakan suatu yang mendorong pada diri manusia yang menjadikan manusia memiliki rasa percaya kepada suatu dzat penciptaan manusia, rasa untuk tunduk sebagai hamba-Nya, dan rasa untuk mematuhi perintah-Nya. Rasa agama terbentuk sejak usia dini dan setelah usia remaja rasa agama masuk pada tahap perkembangan, pada tahap ini anak mulai berfikir abstrak atau kompleks.
Dalam usia remaja antara keagamaan dan kehidupan remaja sering terjadi konflik atau perselisihan, karena usia remaja dikaitkan dengan kegoncanagan, pemberontakan, serta rasa penuh gejolak. Sedangkan keagamaan terkenal dengan ketenangan, kedamaian, dan kemapanan.
Implikasi Perkembangan Rasa agama pada usia remaja merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan keberhasilan dari tujuan pendidikan agama. Dimana tujuan dari pendidikan agama adalah menciptakan insan yang bermoral, berakhlak mulia, bertanggung jawab dan berkarakter sesuai dengan ajaran agama yang mereka yakini. Untuk mengetahui keberhasilan tujuan dari pendidikan agama, maka diperlukan metode atau teori yang tepat dalam mengimplikasikan perkembangan rasa agama.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan disusun adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari remaja, beserta ciri-ciri, dan beberapa problema bagi remaja?
2.      Bagaimana perkembangan agama pada usia remaja?
3.      Bagaimana implikasi perkembangan rasa agama pada usia remaja terhadap pendidikan Agama Islam?
C.    Tujuan Pembahasan
Sesuai dengan Rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembahasan makalah ini adalah supaya kita mengetahui lebih banyak tentang pengertian remaja, ciri-ciri remaja, serta permasalahan yang terjadi pada remaja, dan proses perkembangan agama pada usia remja. Selain itu kita juga dapat mengetahui teori dan implikasi perkembangan rasa agama terhadap pendidikan agama islam yang tepat.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Masa Remaja
Sebelum membicarakan masalah agama pada usia remaja lebih baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan remaja, ciri-ciri remaja, serta permasalahan pada remaja.

1.      Pengertian Masa Remaja
Istilah remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya adoloscentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.[1] Masa remaja merupakan masa perkembangan menuju kematangan jasmani, seksualitas, pikiran dan emosional.
Dari segi fisik, remaja telah menunjukkan fisik yang matang, organ-organnya telah berfungsi secara sempurna, seperti orang dewasa. Akan tetapi, dari segi lain, yaitu dari segi emosi dan sosial remaja masih memerlukan waktu untuk berkembang menjadi dewasa. Bersamaan dengan perubahan fisik ini, juga akan dimulai proses perkembangan psikis remaja, dimana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan dengan orangtuanya, kemudian terlihat perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Batas usia atau masa remaja kadang panjang kadang pendek tergantung keadaan lingkungan dan budaya di mana remaja itu hidup.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak menjalang dewasa. Masa remaja digolongkan dalam dua tahap, remaja awal dan remaja akhir. Remaja awal diawali dari masa puber yang pertama atau mulainya perubahan jasmani, sekitar usia akhir 12 atau permulaan 13 tahun sampai usia 17 atau 18 tahun, sedangkan remaja akhir yaitu terjadinya kematangan dari segala segi, sekitar usia 17 atau 18 tahun sampai usia 21 tahun atau 22 tahun.[2]
Melihat dari perkembangan antara individu yang satu dengan yang lainnya saling berbeda, maka dalam menentukan batas usia remaja, para psikolog tidak menemukan kata sepakat, karena ada individu yang lebih cepat mengalami dewasa, dan ada juga individu yang lambat dalam mengalami masa dewasanya.
2.      Ciri-ciri Remaja
Seorang remaja berada pada batas peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Tubuhnya kelihatan dewasa tetapi bila diperlakukan seperti orang dewasa  ia sulit untuk menunjukkan kedewasaannya. Adapun ciri-ciri masa remaja antara lain[3]:
a). Masa remaja Awal
          a. Tidak stabilanya keadaan perasaan dan emosi.
          b. Menonjolnya sikap dan moral menjelang akhir remaja awal (15-17 tahun).
          c. Kecerdasan atau kemampuan mental mulai sempurna (12-16 tahun).
          d. Status remaja awal yang sulit ditentukan.
          e. Banyaknya masalah pada remaja awal.
          f. Masa remaja awal adalah masa yang kritis.
b). Masa remaja akhir
          a. Stabilitas mulai timbul dan meningkat.
          b. Citra diri dan sikap pandangan yang lebih realitis.
          c. Menghadapi masalah secara lebih matang.
          d. Perasaan menjadi lebih tenang.
Ciri-ciri remaja diatas merupakan ciri-ciri remaja pada umumnya. Ciri-ciri remaja dapat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat, serta lingkungan teman-teman sebayanya.

3.      Permasalahan pada masa remaja
Selain ciri-ciri remaja, yang dapat mempengaruhi perkembangan rasa agama pada remaja adalah dengan adanya problema-problema yang dialami oleh remaja antara lain[4]:
a.       Masalah yang menyangkut jasmani
Pada usia 13 sampai 16 tahun remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang cepat, tubuhnya segera mnyerupai orang dewasa dalam masa yang relatif singkat. Perubahan jasmani yang cepat itu menyebabkan kegoncangan perasaan remaja, terutama jika perubahan tersebut tidak dipahaminya, sihingga menimbulkan  kecemasa, ketidak puasan dan kebingungan. Pertumbuhan tersebut juga berpengaruh pada dorongan untuk menyukai lawan jenis.

b.      Masalah hubungan dengan orang tua
Kekecewaan pada remaja terhadap orang tua, biasanya timbul karena kurangnya pengertian orang tua terhadap perubahan yang dilaluinya. Orang tua bisanya memerlakukannya seperti memperlakukan anak dengan memerintah, melarang, mencampuri urusan pribadinya, serta biasanya orang tua terlalu banyak menasehati dan memperingatkannya.
c.       Masalah Agama
Perubahan tubuh yang terjadi pada remaja, disertai oleh dorongan yang membuat berlawanan dengan nilai-nilai yang didapatinya dari orang tua atau gurunya, sehingga tidak jarang remaja merasa tidak puas kepada oarang tua, guru, atau tokoh masyarakat.
Perasaan yang bermacam-macam itu menyebabkan semakin tidak tenang, gelisah, marah, sedih, dan sebagainya. Kepercayaan kepada tuhan kadang-kadang ikut terganggu, sifat-sifat tuhan diragukan. Maka timbullah sikap kadang-kadang rajin beribadah, kadang-kadang malas dan meninggalkan ibadah.
d.      Masalah hari depan
Sekitar usia 16 sampai 17 tahun remaja merasa tubuhnya seperti orang dewasa, kemampuan berfikir logis sudah matang. Remaja mulai memikirkan masa depannya, seperti sekolah, serta pekerjaan apa yang akan dilakukannya setalah tamat sekolah. Sehubungan dengan hari depan, akan terdapat pula masalah angan-angan tentang berkeluarga, bahkan kadang terpikirkan dalam pergaulannya sengan teman lawan jenis.
e.       Masalah sosial
Pada usia remaja akhir kedudukannya dalam masyarakat lingkunganya, terutama di kalangan remaja sangat besar. Ia ingin diterima oleh kawan-kawannya, sehingga ia meniru pakaian, sikap, dan tindakan teman-temanya dalam satu kelompok. Kadang remaja dihadapkan pada suatu pilihan yang berat, apakah ia mematuhi orang tuanya dan meninggalkan pergaulannya, atau sebaliknya.Selain itu, perhatiannya terhadap masalah sosial dan ekonomi negara juga meningkat, seiring dengan matangnya kemampuan berfikir logis.
f.       Masalah akhlak
Sudah tidak asinglagi kita mendengar kelakuan remaja yang samakin mencemaskan. Berbagai kenakalan, penyalah gunaan narkotika, kehilangan semangat untuk belajar, serta ketidak patuhan kepada orang tua dan peraturan.
B.     Perkembangan rasa agama pada remaja
Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, maka agama pada para remaja turut dipengaruhi perkembangan itu. Penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut.

1.      Tanda-tanda berkembangnya rasa agama
Perkembangan pada masa remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembnagan itu antara lain menurut W. Starbuck adalah[5]:
a.       Pertumbuhan pikiran dan mental
Ide-ide beserta dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa ana-anak. Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama mereka pun sudah tertarik pada masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya.
Keyakinan dalam beragama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada usia remaja. Gambaran agama tentang Tuhan merupakan bagian dari gambarannya terhadap alam ini.
b.      Perkembangan perasaan
Bermacam-macam perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan sosial, etis, dan estetis mendorong remaja untuk menghayati berkehidupan yang terbiasa dalam lingkungannya. Kehidupan religius akan cenderung mendorong dirinya lebih dekat ke arah hidup yang religius pula. Sebaliknya, bagi remaja yang kurang mendapat pendidikan dan siraman ajaran agama akan lebih mudah didominasi dorongan seksual. Masa remaja merupakan masa kematangan seksual. Didorong oleh perasaan ingin tahu dan perasan super, remaja lebih terperosok ke arah tindakan seksual yang negatif.
c.       Pertimbangan sosial
Keagamaan pada remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan sosial. Dalam kehidupan keagamaan mareka timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan akan materi, maka remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialis atau bersikap hedonisme.

d.      Perkembangan moral
Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari perlindungan. Tipe moral yang juga terlihat pada remaja juga mencakupi beberapa hal diantaranya:
a.       Self-directive; taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangan pribadi.
b.      Adaptive; mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik.
c.       Submissive; merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama.
d.      Unadjusted; belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral.
e.       Deviant; menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan masyarakat.   
e.       Sikap dan minat
Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaaan masa kecil dan lingkungan agama yang mempengaruhi mereka.
f.       Ibadah
Remaja memandang tentang ibadah bermacam-macam, pandangan tersebut antara lain: mereka ibadah karena mereka yakin Tuhan mendengar dan akan mengabulkan doa mereka, ibadah dapat menolong mereka dan meredakan kesusahan yang mereka derita, ibadah menyebabkan mereka menjadi senang sesudah menunaikannya dan hati menjadi tenang, ibadah meningkatkan tanggung jawab dan tuntutan sebagai anggota masyarakat yang beriman, ibadah merupakan kebiasaan yang mengandung arti penting.

2.      Faktor yang mempengaruhi perkembangan rasa agama pada remaja
Rasa agama tidak luput dari berbagai gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangannya. Pengaruh tersebut baik yang bersumber dari dalam diri seseorang (intern) maupun yang bersumber dari faktor luar (ekstern).
a.       Faktor intern[6]
Adapun faktor yang mempengaruhi perkemabangan rasa agama pada remaja yang berasal dari dalam dirinya yaitu:
a). Kondisi keagamaan pada saat usia anak, yaitu bagaimana proses pewarnaan agama yang diberikan oleh orang dewasa.
b). Kemampuan kognisi, yaitu remaja yang memiliki mental masih abstrak, mereka hanya mengkaji isu-isu agama dengan berpatokan pada dasar-dasar agama tanpa memperdalaminya lebih lanjut.
c). Faktor personal, yaitu mengacu pada konsep individual dan identitas, individual yaitu seseorang itu selalu menyendiri sedangkan identitas yaitu proses menuju pada kestabilan jiwa.
d). Faktor hereditas, yaitu perbuatan yang buruk dan tercela jika dilakukan akan menimbulkan rasa bersalah dalam diri pelakunya. Bila pelanggaran yang dilakukan terhadap larangan agama maka akan timbul rasa berdosa dan perasaan seperti ini yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan seseorang.
e). Tingkat usia, yaitu pada usia remaja saat mereka menginjak usia kematangan seksual mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan mereka. Tingkat perkembangan usia dan kondisi yang dialami para remaja ini menimbulkan konflik kejiwaan yang cenderung mempengaruhi terjadinya konversi agama. Bahkan pada usia adolesensi sebagai rentang umur tipikal terjadinya konversi agama meskipun konversi cenderung dinilai sebagai produk sugesti dan bukan akibat dari perkembangan kehidupan spiritual seseorang.
 f). Kepribadian, yaitu dalam kondisi normal secara individu manusia memiliki perbedaan dalam kepribadian dan perbedaan ini diperkirakan berpengaruh terhadap perkembangan aspek-aspek kejiwaan termasuk jiwa keagamaan.
g). Kondisi kejiwaan, merupakan hal yang utama yanga mempengaruhi rasa agama pada seseorang karena jika kondisi jiwa seseorang tidak baik maka rasa agama yang dimilikinya juga tidak baik.
b. Faktor ekstern
Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan jiwa keagamaan dapat dilihat dari lingkungan di mana seseorang itu hidup. Pembelajaran harus disesuaikan dengan faktor intern. Pengetahuan yang remaja peroleh baik secara sadar atau sengaja  maupun tidak sengaja.


C.    Implikasi rasa agama pada masa remaja terhadap Pendidikan Agama Islam

Setelah kita mengetahui tahap-tahap perkembangan rasa agama pada remaja, maka kita dapat mengimplikasikannya kepada pendidikan agama islam dengan baik dan benar. Masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, rasa berada dalam peralihan atau diatas jembatan goyang, yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh kebergantungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri.
Belakangan ini kita melihat kelakuan remaja semakin mencemaskan, disana sini terdengar macam-macam kenakalan, perkelahian, penyalahgunaan narkotika, kehilangan semangat untuk belajar, ketidak patuhan terhadap orang tua dan peraturan. Dipandang dari segi kejiwaan, keadaan yang seperti itu dapat dikatakan berhubungan erat dengan tidak adanya ketenangan jiwa. Kegoncangan jiwa akibat kekecewaan, kecemasan, atau ketidak puasan terhadap kehidupan yang sedang dilaluinya itu, dapat menyebabkannya menempuh berbagai model kelakuan seperti tersebut diatas, demimencari ketenangan jiwa atau untuk mengembalikan kestabilan jiwanya. Terutama bagi mereka yang tidak atau kurang mendapatkan pendidikan agama dalam hidupnya sejak kecil.
Pendidikan agama yang diterima oleh remaja sejak kecil, dari orang tua, guru, maupun lingkungan akan menimbulkan dalam pribadinya unsur-unsur agama yang bertumbuh terjalin dalam pribadinya. Hal ini sangat membantu bagi remaja dalam menghadapi berbagai kesukaran, kekecewaan, dan kegoncangan yang dilaluinya pada remaja itu. Maka pendidikan agama, merupakan alat pembianaan yang sangat ampuh bagi remaja. Agama yang tertanam yang bertumbuh secara wajar dalam jiwa remaja itu, akan dapat digunakannya untuk mengendalikan keinginan-keingan dan dorongan-dorongan yang kurang baik, serta membantunya dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupannya.
Pendidikan agama bukan sekedar mengajarkan tentang agama, melainkan mencangkup materi yang luas. Pendidikan agama akan dapat terlaksana dengan baik, apabila pendidik dapat mengetahui perkembangan jiwa yang dilalui oleh remaja. Maka dari itu akan tercipta pembelajaran agama islam yang baik dan menyenangkan, dengan matode serta strategi pembelajaran yang tepat.


BAB III
PENUTUP

Setelah kita mempelajari tentang psikologi agama yang dialami oleh remaja, maka kita akan megetahui berbagai tahapan perkembangan pada remaja. Namun sebelumnya kita lebih bainya mengetahui dahulu tahapan perkembangan remaja, mulai dari remja awal (12 atau 13 tahun sampai 17 atau 18 tahun, serta remaja akhir (17 atau 18 tahun sampai 21 atau 22 tahun). Kemudian kita akan mengetahui berbagai permasalah yang terjadi pada remaja terkait dengan Masalah yang menyangkut jasmani, masalah hubungan dengan orang tua, masalah Agama, masalah hari depan, masalah sosial, dan masalah akhlak pada remaja.
 Salin itu kita juga dapat mengetahui tanda-tanda perkembangan rasa agama dalam remaja yang terdiri dari; pertumbuhan pikiran dan mental lebih kritis, perkembangan perasaannya akan semakin maju terhadap parasaan kejiwaan dalam beragama, remaja akan mempertimbangkan kehidupan sosialnya dan akan muncul konflik dalam masalah moral dan material, perkembangan moral pada remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari perlindungan, sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaaan masa kecil dan lingkungan agama yang mempengaruhi mereka.
Selanjutnya terdapat pula faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern itu sendiri terdiri dari kondisi keagamaan pada saat usia anak, kemampuan kognisi, faktor personal, faktor hereditas, tingkat usia, kepribadian, dan kondisi kejiwaan remaja. Dan faktor eksternnya yaitu bagaimana keadaan lingkungan remaja tersebut tinggal serta bagaimana pembelajaran yang remaja itu lakukan.  
Setelah kita mengetahui tentang seluk-beluknya remaja maka diharapkan soerang pendidik dapat mengimplikasikan rasa agama usia remaja dalam pendidikan agama islam dengan cara penggunaan metode pembelajaran dan strategi pembelajaran yang tepat dan menyenangkan bagi peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah. 1976. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang
Daradjat, Zakiah. 1982. Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang
Gunarsa, D. Singgih. 1986. Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Jalaluddin. 1998. Psikologi Agama. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional
Kajad, perkembangan-agama-pada-usia-remaja.html pada 21-01-2010 pukul 17:54
Muh Rofiq Nasihudin, implikasi-pendidikan-agama-dalam_3283.html pukul 09.18


[1] Kajad, perkembangan-agama-pada-usia-remaja.html pada 21-01-2010 pukul 17:54
[2] Drs. Andi Mappiare. Psikologi Remaja. Usaha nasional: 1982. Surabaya. Hal 27
[3] Drs. Andi Mappiare. Psikologi Remaja. Usaha Nasional: 1982. Surabaya. Hal 31-40
[4] Dr. Zakiah Darajat. Pembinaan Remaja. Bulan Bintang: 1982. Jakarta. Hal 113-117
[5] Jalaluddin. Psikologi Agama.  Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007. Hal. 77
[6] Kajad, perkembangan-agama-pada-usia-remaja.html pada 21-01-2010 pukul 17:54

Tidak ada komentar:

Posting Komentar