Rabu, 11 April 2012

Tabel Corak Berfikir Aliran Filsafat


No.
Aliran
Tokoh
Corak Berpikir
1.
Idealisme
-    Frederich Wilhem Joseph Schelling (1775-1854 M)
-    George Wilhem Frederich Hegel (1770-1831 M)
-    Johan Gottlieb Fichte (1762-18410 M)
-    Plato (427-347 SM)
Hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh (alam ide dan pikiran )
- Alam ide = pikiran
- Alam nyata = Semu / bayangan.
2.
Realisme
-    John Macmurray
-    Alfred North Whitehead
-    James B. Pratt
-    Aris Toteles
-    Thomas Aquinas (1224-1274 M)
Aliran ini beranggapan bahwa obyek indra kita adalah real; benda-benda ada, adanya terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita ketahui.
3.
Rasionalisme
-Rene Descrates ( 1596-1650 M)
-Spinoza (1632-1677 M)
-Leibniz (1646-1716 M)
“ Cogito Ergo Sum” ( Saya berpikir, maka saya ada ).
Dengan akal manusia ada, jadi akal di atas segala-galanya ( akal ( reason ) adalah alat terpenting mendapatkan pengetahuan )
4.
Empirisisme
-  Francis Bacon (1210-1292 M)
-  Thomas Hobbes (1588-1679 M)
-  John Locke (1632-1740 M)
-  George Berkley (1665-1753 M)
-  David Hume (1711-1776 M)
-  Herbert Spencer (1820-1903 M)
Bahwa pada waktu manusia dilahirkan, keadaannya akalnya masih bersih, abarat kertas yang kosong belum tertulis apapun (toeri tabula rasa). Setiap ide yang diperoleh mestilah datang melalui pengalaman indrawi atau pengetahuan datang dari observasi yang kita lakukan terhadap jiwa (mind) dengan inner sense (pengindera dalam).
5.
Kritisisme
- Immanuel Kant (1724-1795)

“Saphere Aude”, Bertanggung jawab atas apa yang dipikirkan (atas pikirannya sendiri).
6.
Intuisionisme
-  Henry Bergson ( 859-1941)
-  Harold H. Titus
-  Douglas V.Steere
-  William James
Bahwa pengetahuan dibagi menjadi dua macam yaitu; “pengetahuan mengenai” (knowledge about) yang disebut juga dengan pengetahuan diskurtif atau simbolis dan “pengetahuan tentang” (knowledge of ) yang disebut juga sebagai pengetahuan intuitif atau pengetahuan langsung karena diperolah secara langsung.
7.
Fenomenologi
-    Edmund Husserl (1859-1938)
-    Ponty (1908-1961)
-    Martin Heidegger (1889-1976)
-    J.F. Donceel F.J
-    Maurice Merleau
-    Roger Geraudy
Menemukan pemikiran yang benar, seseorang harus kembali pada “benda-benda” sendiri. Dengan slogan “Zu Den Sactien” ( to the things). Kembali pada benda = benda diberi kesempata untuk berbicara tentang hakikat dirinya. Alat yang digunakan melihat adalah intuisi (istilah yang digunakan untuk menunjukkan penggunaan intuisi adalah Wesenschau: melihat (secara intuitif) hakikat gejala-gejala).
Dalam mekihat hakikat dengan intuisi, digunakan pendekatan Reduksi (penunda segala pengetahuan tentang obyek sebelum pangamatan intuitif) reduksi = penyaringan/ pengecilan.

(buku Filsafat Manusia,hal. 167)
8.
Post Modernisasi
- Heidegger
Memahami suatu kebenaran yang tidak universal/ mutlak, tergantung subyektivitas/ kreatif (kebenaran relatif).
Pada prinsipnya idealistik. Seruannya untuk “kembali pada sumber” yang semula terdapat pada objek, kemudian diarahkan kepada sumber lain yaitu subjek.
9.
Post Strukturalisme
-    Levi
-    Strauss
Akal budi manusia memiliki sejumlah paksaan, ketentuan dan aturan ( bentuk metalapriori, kategori, ide regulatif, dsb ) yang dikenakan pada kenyataan empiris.
Melakukan kritis dengan bersifat logos, menjelaskan hakikat berdasarkan linguistik, cara manusia untuk membuat gambaran.

(buku Filsafat Klasik dan Modern, hal. 168)
10.
Dekonstruksi
-
-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar